Kata orang bijak, dibalik hai yang beku, pasti ada harapan yang tersimpan. Entah, orang bijakmana yang bilang itu. Kata saya, hati yang beku tak butuh harapan. Tapi butuh hati lain yang menghangatkan. Itu saja.
sampai pada suatu krpetika, saya kembali bermin dengan yang namanya hati. Hei, hati, apa kabarmu.
Lam terasa tak memakai mu. Hahahahahaa... Yayayayaa.. U knowlah.. Sekarang sedikit terbersit menggunakan hati. Maklum masih malu malu, dan ragu. Dan hati hati tepatnya. Karena luka lama saja masih berbekas. Sebenarnya tak ada masalah dengan pengguna hati yang ini. Hanya saja ada beberapa hal yang menjadi catatan hati. Dia mungkin baik, tapi apa saya bisa bahagia dengannya? Karena pendakian ini melelahkan, tentu saja saya butuh tempatvuntuk berteduh. Tapi bagaimana bisa berteduh, padanya yang juga belajar mendaki. Hari ini agak menyedihkan. Kemarin membahagiakan. Walau kemarin sempat tergurat ragu atas ihklasnya. Tapi terjawab. Hari ini menyedihkan, karena dia memposisikan diri, sama seperti mereka yang selama ini bergantung padaku. Lalu aku pada siapa? Jika untuk masalah sepele saja dia bergantung pada ku, lalu aku akan bergantung pada siapa? Bisa dia? Sanggup dia? Ini muncul tiba tiba seketika saja.
Ini yang dibilang orang, karena nila setitik, rusak susu sebelahnya, eh sebelanga :) .
Mungkin diantidak bermaksud apa. Hanya minta tolong, tapi aku yang terlalu kaku, menilainya lain. Inilah hasil jika terlalu skeptis dalam hidup. Kalau dia bilang, negatif thinking.
Entah ya, saya mesti bagaimana. Mungkin inilah hasil kalau anak perempuan terlalu berkhayal bahwa mr.perfecto itu ada. Hahahahaa..
share everything you get with love, you'll get everything full of love..
Saturday, 24 December 2011
Suatu hari dinegeri khayangan
Ternyata sama saja. Kurang sensitif. Dia baru saja meneteskan air mata karena permasalahan keluarganya. Tapi pacarnya justru dengan tidak sensitifnya minta bantuan yang sama. Saya tidak menyalahkan dia, karena secara psikologis dia sudah lelah terbebani. Seharusnya pacarnya mengerti itu. Bukan nomimal yang dipermasalahkan. Tapi karena kekurang sensitifan saja.
Ini mungkin kasus yang berbeda dengan perselisihan mereka sebelumnya.
Mungkin saja kalau pacarnya tidak minta tolong dihari yang sama dengan ia mentitikan air mata karena maslah yang sama, mungkin ini tak akan menjadi soal, tak menjadi masalah baginya.
Aku haus, dunia berangsur dingin. Mungkin aku harus pergi bersembunyi. Khayangan atau turun ke bumi?
Subscribe to:
Posts (Atom)