Hujan rintik rintik saat ia menunggunya di loby kantor itu. Sambil sesekali menghisap dalam dalam rokok di sela jari, ia melempar senyuman paling manis, untuk sang kekasih, yang sedang bekerja dari box kaca, cuap cuap sendiri.
Kekasihnya penyiar kondang sebuah radio, ternama dikota mereka.
Tepat pukul sembilan malam, hujan semakin deras, sang kekasih selesai bertugas.
"Pak Djusman, saya pulang dulu ya. Ini uang untuk makan malam, kalau lapar", gadis cantik itu meninggalkan beberapa lembar untuk satpam kantor yang sudah tua.
Kemudian berlalu menuju sesosok di depan loby, dengan kemeja yang sudah basah kuyup.
Kedua nya menembus hujan deras, berpegangan tangan, hujan seolah tak pernah turun.
Pak Djusman tersenyum melihat polah kedua remaja itu.
**
Setiap kali ia mengatakan betapa besar cinta nya pada sang gadis, setiap kali itu juga bibir manis itu hanya memberikan senyum, tanpa kata.
**
Berulang kali potongan cerita itu muncul. Aku berusaha keras mengingat satu per satu perisitiwa indah itu. Tapi semakin keras aku berusaha, semakin sedikit yang ku ingat. Semakin besar rasa sesal terbersit.
**
Kini berganti, aku yang mengunjungi tempat itu. Tak kulihat pemuda itu menunggu kekasihnya seperti biasanya. Tak ada juga gadis manis itu cuap cuap dibalik box kaca.
Tapi hari itu loby kantor itu ramai sekali. Dan penuh karangan bunga.
Bunga yang biasa dikirim untuk ucapan belasungkawa.
Aku terkejut, ada namaku di karangan bunga itu.
Aku, mati? Aku sudah mati?
Bagaimana mungkin aku mati jika dalam 3 tahun ia mencintaiku,tapi tanpa ada satu ucapan bahwa aku mencintainya sama sekali. Rasa sesal luar biasa muncul.
**
Bagaimana aku mati? Aku bertanya pada malaikat.
**
Dihari terakhir ia mengatakan cinta padamu, adalah hari terakhirnya hidup.
**
Kamu tahu kapan jadwalnya harus ke dokter dan memeriksakan penyakitnya?
Sesaat setelah mengantarmu bekerja.
**
Kamu tahu kapan ia harus minum obatnya?
Sesaat setelah memastikan kau aman sampai dirumah.
**
Kamu tau obat apa yang membuatnya bertahan hidup?
Kebahagiaanmu dan saat kau tersenyum.
**
Tapi coba kau ingat ingat,kapan kau benar benar mengatakan kau mencintainya?
**
Belum, belum pernah kukatakan.
**
Masih belum ingat ,bagaimana kau mati?
**
Belum.
**
Aku ceritakan, atau kau ingat sendiri?
**
........
**
Baiklah. Dihari kematiannya, kau baru tau semua tentang dirinya dan penyakitnya, setelah 3 tahun.
Kau menyesal, tak sempat ungkapkan bahwa kau juga mencintainya.
Dihari itu juga,kau putuskan untuk mati. Dan menyampaikan cintamu padanya.
**
Aku terdiam. Dikejutkan tangan dingin menyentuh bahuku. Tangan yang aku kenal. Tangannya.
Akhirnya, "aku juga mencintaimu".
Apa ini yang disebut Cinta sampai mati?
No comments:
Post a Comment