Monday, 5 May 2014

Mencari Jawaban

Mencari jawaban. Sampai saat ini belum bisa bertemu orang yang bisa membantu menjelaskan kepadaku, mengenai campur tangan Tuhan dalam kehidupan manusia. Ada sejuta pertanyaan yang muncul. Mulai dari menciptakan manusia, agama dan dunia. Mengapa manusia diciptakan berbeda? Mengapa Tuhan menyediakan banyak agama. Mengapa manusia dikotakan pada agama?. 
Mengapa Tuhan mempertemukan kita dengan cinta yang tidak mungkin dimiliki? . Mengapa cinta harus dikalahkan oleh agama?. Mengapa kesempatan bahagia harus hilang oleh perbedaan agama?. 
Saya sendiri tidak tahu apakah saya cinta dengan pasangan saya yang terakhir ini. Tapi begitu kami duduk berdua, dan berbicara diselingi airmata, bahwa ini tidak mungkin, adalah sesuatu yang menghancurka hati. Bagaikan bocah 5 tahun yang tengah asik bermain dengan mainan kesayangannya, lalu tiba tiba saja mainan itu direnggut oleh orang lain. Menangis meraun raung. Mungkin kamu dulu dimasa kecil pernah merasakan hal yang sama.
Tapi tidaklah pas rasanya menganalogikan pasangan dengan mainan hehehe.
Tapi setidaknya itu yang bisa saya sampaikan untuk menggambarkan perasaan saat itu.
eh.. sebentar, ini pukul 10.04 pm tapi tiba tiba ada ayam berkokok sayup sayup terdengar di kejauhan.
Malam ini saya di kamar, dengan jendela terbuka, angin malam terasa begitu menyejukan. Paling tidak, bisa membantu mengeringkan luka yang menganga. 
Kembali ke bahasan awal, mengenai cinta dan agama.
Singkat kata kami harus berpisah.Kata menghibur bertubi tubi datang. Bagi saya seolah terdengar seperti pembenaran, atau bahkan terdengar hanya sekedar untuk membesarkan hati yang ciut.
Tapi apapun itu, terimakasih untuk  mereka, kamu dan kamu.
Lalu siapa yang bisa menjawab jutaan pertanyaan saya?. Haruskah malam ini saya tidur dengan jutaan pertanyaan dibenak? Dan bangun dengan pertanyaan yang sama masih bergelayut?.
Entah.

Aku bukan politisi, pasti menepati janji.

Dunia politik bolakbalik
Akar pertemanan hanya kepentingan
Bukan pula untuk rakyat
Tapi hanya segelintir manusia haus darah
Birahi politik keji kejam
Semua atas nama rakyat
Coba kau tanya rakyat yang mana
Buntut politik sampai ke ruang publik terkecil
Kau taulah dimana
Berdiri dengan menginjakan kaki di kepala orang lain
Tangan berlipat didada, sementara pantat di wajah orang lain
Dunia politik bolakbalik
Yang kawan jadi lawan
Yang dilawan tiba tiba menjadi sedarah
Birahi politik keji kejam
Dimeja makan kau tertawa
Bukan main bahagia
Mentertawakan rakyat bodoh bersimbah darah
Rakyat kecil sebagai alas kakimu
Dunia politik  mewah megah
Coba kau tanya dirimu, mana yang kau lakukan untuk orang yang kau wakili?
Coba  kau tanya dirimu, mana yang kau lakukan untuk orang yang kau pimpin?
Coba kau tanya dirimu, mana yang kau berikan untuk orang yang memilihmu?
Kalau kau punya satu atau dua jawabnya, aku berdiri paling depan mengusungmu.
Janji.
Aku bukan politisi, pasti menepati janji.


 

Monolog

Pernah merasakan tidak tenang, gusar, bingung, linglung dan tak memiliki pegangan?. Mungkin semua orang pernah merasakan hal tersebut. Mungkin bagi mereka yang kuat iman, akan mengalihkannya dengan berdoa, berkomunikasi dengan Tuhannya masing masing. Mungkin bagi yang tak seberapa kuat iman, dalam arti kata mencari keberadaan Tuhan, menjadi bingung dalam kesendirian.
Apapun itu bebaslah. Saya berada dititik yang tidak jelas, bingung dan gusar. Apa sebenarnya yang dituliskan untuk hidup saya. Apa yang anda lihat dalam hidup orang lain?. Mungkin tanpa sadar terucap, "wah enak sekali menjadi dia". Atau. " ya iyalah hidupnya begitu". Coba jujur dulu pada diri sendiri. Pernah mengalami hal yang demikian?.
Jalannya adalah mencari pembimbing hidup. Apapun itu, entah agama, entah manusia. Idealnya sih agama. Tapi sangat gampang memang mengatakan yang ideal-ideal, yang sulit adalah mengimplentasikan yang ideal-ideal tersebut. Coba sekali lagi jujur pada diri anda. Seberapa banyak anda mengimplentasikan yang ideal-ideal?. Entah itu menurut norma sosial atau agama.
Bingung? Sama. Tenang saja, anda tidak sendiri. 
Lalu bagaimana?
Tulisan ini terhenti disini, anda lanjutkan sendiri. Karena saya akan masuk ke dunia nyata dulu.

Yang bisa saya bilang, menulis membantu mencairkan semua beban yang tadinya padat. Cair menjadi mudah mengalir, entah mengalir keluar, atau mengalir masuk ke dalam pembuluh darah. Kalau keluar, mungkin anda akan merasa ringan. Lalu bagaimana kalau kedalam?. Akan menjadi racun yang masuk ke pembuluh darah.

 

Saturday, 3 May 2014

yang tak pernah habis dibahas

Aku terus s berjalan tanpa henti mencari cinta. Kalimat ini mungkin pernah terlontar di setiap benak manusia. Hakekat cinta itu apa, pada setiap orang pasti berbeda. 
Aku belajar mencintai. Segala macam cinta. Cinta akar bahagia dan duka.
Cintaku tak pernah memiliki. Cinta terlarang, 3 ikatan yang membuatku luka.
Tapi dari ketiganya, aku belajar Mengerti, sakit dan bahagianya cinta.
Cinta yang sesungguhnya.
Jika dulu aku hanya mendengar pujangga berkata " cinta tak harus memiliki" sebagai bahasa yang klise.
Tapi kini aku Mengerti dengan sebenarnya. Bahwa memang ada cinta yang demikian.
Cinta yang melambungkan ku ke langit ketujuh. Ke tempat terindah. Ke tempat dimana waktu seolah berhenti. Ketempat dimana malam dan siang tak berarti. Ketempat dimana lapar seketika tak terasa. Ketempat dimana sayatan bagai kecupan.
Ketempat dimana hanya ada aku dan dia.
Itulah tempat tertinggi dalam mahacinta.
Ketempat dimana aku tak mengenal luka dan airmata.
Tapi cinta juga yang membenamkanku ke tempat terdalam, tergelap, terkelam. Tempat dimana waktu seolah lama berganti. Tempat dimana airmata mengalir tanpa suara. Tempat yang menyesakkan dada,dimana aku hanya ingin kematian. Tempat dimana aku kehilangan kepercayaan pada manusia. Tempat dimana aku mempertanyakan kasih sayang Tuhan. Tempat yang membuatku menutup rapat seluruh pintu cahaya.
Tapi aku juga tak lupa, cinta mengajarku untuk bangkit lagi. Cinta mengajarku mengenal ikhlas. Cinta memberi tahu aku untuk terus bernafas meski sakit meski luka.
Tapi cinta..aku membunuh cinta, ah cinta. 
Cinta itu bagai malaikat dan iblis.
Keduanya akan mendekati kita.
Aku tak tahu harus bagaimana.
Jauh Jauh dulu ya cintaku.