Tuesday, 27 July 2010

aku cintaku dan beku




Ini titik titik hujan yang jatuh, persis di hatiku yang beku.
aku beku menunggu cintamu
aku beku karena cintamu
aku beku melihatmu bercinta dengannya
aku beku saat kau kecup dia
aku beku saat kau bahagia menggenggamnya


Aku beku saat kau membangun mahligai dengannya
Aku beku saat kau memadu kasih dengannya
Tapi aku tak beku saat kau menangis karenanya
Aku tak beku saat kau terluka karenanya aku tak beku saat dia tinggalkanmu
aku tak beku saat kau ingin mati karena cinta nya tinggalkan mu
Aku masih ada menghangatkan mu
Aku masih ada utk mencintaimu
Aku masih ada mengajarkan mu berkasih lagi
Karena cintaku tak pernah beku untuk mu
Karena cintaku bagaikan bara untuk mu

6 comments:

rusabawean said...

wew.. puitis juga nehhh :)

lawang said...

kunjungan perdana ke tempat sobat.. kata2nya dalem banget nih

Anonymous said...

ya cari lagi aja...ibu kan femus..apa susenye

Danny said...

Hmmm, tidak konsisten nih. Kadang beku kadang tidak hihihi. Ini bukan hanya karya sastra, ini penjiwaanmu yaa?

dwi anggia said...

penjiwaan? pengalaman tepat nya hehe

boni hargens said...

cinta tergeletak pada salju membeku. Tapi dingin memberi arti penting bagi hadirnya matahari. Kamu tahu, matahari selalu terbit tiap pagi meski terbenam tiap senja. Tapi harapan selalu ada utk hati yang membeku kan? hehe