Tuesday, 31 August 2010

Aku tahu aku mencintaimu setelah aku mati


Hey malam, apa kabar. Lama tak menyapa. Ini artinya lama aku tak terluka dan tak jatuh cinta.
Dini hari juga masih saja sendiri, setia menemani ku. Pelan pelan disini mulai tertata. Malam, sebentar lagi aku mungkin tak akan mendampingimu lagi.


Sebentar lagi mungkin aku ingin kau berjalan lebih lambat. Karena aku ingin menikmati setiap detik bersamamu malam, yang ditemani dirinya. Bagaikan cinta edward kepada bella, gravitasi tak lagi alasan bersandar pada bumi. Tapi cintaku pada nya lah yang menjadi sandaran aku berpijak.
Malam , tidakkah kau rindu saat aku tersenyum lagi. Walaupun aku tahu senyum itu palsu, dan hanya sejenak saja. Tapi merasakan senyum tergaris kembali di wajah yang sudah keras menahun, rasanya tak terlalu buruk juga, malam.
Malam, kini setiap detik yang ku lalui tak ingin tersia sia. Aku ingin menikmati wajah nya yang tenang saat terlelap, menatap, raut tanpa cela itu. Aku ingin terjaga, agar bisa menyaksikan kedamaian saat ia terpejam. Aku ingin mengikuti setiap irama nafas dan detak jantung nya saat ia tak sadar bahwa aku ada menjaga lelapnya. Dan aku ingin terjaga,untuk menyapu air mata diujung mata indahnya. Air mata?
Malam, tapi aku tak bisa menyentuhnya dengan jariku yang penuh cinta. Aku panik, aku tak bisa merasakan nafasnya menyapu wajahku lagi. Setiap genggamku tak bisa menyentuh indahnya dia. Aku terlambat malam, aku terlambat mengatakan bahwa aku sangat menyintainya melebihi jiwa ku. Aku terlambat menyampaikan alasanku bertahan selama ini, yaitu cintanya. Aku terlambat menunjukkan bahwa diriku adalah bagian dirinya yang tak mungkin terpisahkan.
Kini aku hanya bisa menyaksikan tidurnya, tanpa bisa merasakan nafasnya, tanpa bisa menggenggamnya, tanpa bisa menyapu airmatanya yang terjatuh karena aku. Karena kematianku, karena kepergian. Aku mati malam. Dan aku terlambat mengatakan bahwa aku mencintainya, lebih dari cinta hawa pada adam.
Malam, aku ingin memutar kembali waktu sekali saja, dari ribuan hari yang telah berlalu, untuk mengatakan aku mencintanya malam.



3 comments:

Danny said...

Woow, cintamu sangat dalam rupanya. Tapi jangan sampai dibawa mati seperti judulnya dong :) Dirasa dan dinikmati selagi hidup saja :)

dwianggia said...

cintaku sangat dalam untuk dia yang tercinta. ketika dia merasakan cintaku, seakan terbuai kesurga. tapi pengalaman mengajarkan pahit. cinta itu kini entah dimana

boni hargens said...

dalam nyanyian batin ini, Anggi terkesan menyesalĂ­ bumi yang berputar mematok hidup dalam masa lalu, kini, dan nanti sehingga ada sesal ketika terlambat. tapi lukisan itu ibarat sebuah lorong waktu yang memberi segala kemungkinan bagi segalanya, termasuk menahan bumi untuk tak bergerak atau mundur menjemput masa lalu.