Friday 1 August 2014

Maria dan sajadahnya


Semua yang berawal, pasti akan berakhir.  Semua yang mencari, pasti akan menemukan. Atau ditemukan. Atau bertemu. Terkadang sepi terasa. Melihat sekeliling yang teramat ramai. Hingar bingar dengan kebahagiaan mereka masing masing. Gadis manis itu hanya bisa mengamati sekelilingnya. Menyaksikan orang orang tertawa.
Sementara jauh di lubuk hatinya, sebuah luka terasa sangat dalam. Luka karena pencarian yang tak berakhir. Luka karena penyeselan membiarkan waktu meninggalkannya tanpa makna. Luka karena menghianati hati dan menyia nyiakan hatinya. Luka yang sudah sangat jelas tidak bisa diperbaiki. Karena luka terkait waktu.
Tapi jauh di sudut hati terdalam, meski sangat kecil, ia memaksakan lilin pengharapan terus menyala. Meski dengan sumbu yang semakin pendek dengan api yang membakar luar biasa.
Ia sekali lagi hanya bisa tertegun, memutar kembali isi kepalanya, isi hatinya, dan segala kenangan yang muncul silih berganti. Pelan pelan terucap kata yang ia sendiri sadar, tak perlu diucapkan.
"seandainya… andai saja.. jikalau… ahh mengapa…"
Kata kata yang ia sendiri sadar, tidak akan berguna banyak untuk merubah segalanya.
Pelan pelan ia mencoba membawa dirinya ke jalan yang kebanyakan orang menyebutnya ,"jalan lurus, jalan yang benar".