Tuesday 27 July 2010

aku cintaku dan beku




Ini titik titik hujan yang jatuh, persis di hatiku yang beku.
aku beku menunggu cintamu
aku beku karena cintamu
aku beku melihatmu bercinta dengannya
aku beku saat kau kecup dia
aku beku saat kau bahagia menggenggamnya


Aku beku saat kau membangun mahligai dengannya
Aku beku saat kau memadu kasih dengannya
Tapi aku tak beku saat kau menangis karenanya
Aku tak beku saat kau terluka karenanya aku tak beku saat dia tinggalkanmu
aku tak beku saat kau ingin mati karena cinta nya tinggalkan mu
Aku masih ada menghangatkan mu
Aku masih ada utk mencintaimu
Aku masih ada mengajarkan mu berkasih lagi
Karena cintaku tak pernah beku untuk mu
Karena cintaku bagaikan bara untuk mu

Sunday 25 July 2010

aku masih terpenjara masa lalu


Aku berkecamuk, aku galau. Buku ini kubalik dan kubalik lagi. Sambil menatap gadget canggih di tangan, bertuliskan nama nya di contact list ku. Ya, tidak, iya , tidak. Hanya dua kata itu saja yang terus ada dibenakku. Iya, karena aku tau, mata nya yang cerdas telah membiusku. Tidak, karena, seperti biasa, di saat hati ku mulai berbicara, rasa percaya diri seolah runtuh dan terbang oleh debu. Ini beda, dengan yang biasa aku hadapi.




Biasanya, mereka mengejarku, hingga tertatih. Dan kemudian di penghujung jalan, aku akan tertawa puas dan hanya melirik. Tapi ini, lain. Bahkan pagi ini aku tak menyapa matahari. Takut berlebihan yang aku rasa. Sampai sampai mataharipun akan menghanguskan aku dengan cahayanya yang hangat.
Sayup sayup, dari layar kaca aku mendengarkan lagu itu, lagi. Seketika semua buyar. Bahkan biusan mata nya pun hilang. Detik itu juga aku tersadar, bahwa bayangan masa lalu itu sesungguhnya tidak pernah pergi dari lubuk hati.
Aku hanya bisa menarik nafas panjang, sambil mengumpat diri sendiri. Ternyata oh ternyata, selama ini aku telah ditipu hatiku sendiri. Bangsat! Cinta ini memang bangsat, bahkan aku yang cerdas sangat, tak sadar telah di perbudak dan dikekang nya. Dia , tak pernah benar benar pergi dari sini (hatiku).
Tuhan oh Tuhan, Kau memang luar biasa Tuhan. Dengan bentuk anugerah Mu yang ini.
Rasa. Rasa adalah anugerah yang luar biasa. Entah itu rasa sakit, rasa benci, rasa cinta dan rasa sayang. Tuhan, aku masih saja terpenjara masa laluku. Meski otak dan mulutku berkata tidak. Tapi gumpalan daging merah di dadaku masih berkata sejuta iya.
Kembali menatap gadget canggih di tanganku. Hanya melihat sejenak, aku langsung beralih ke gadget canggih lain. Mulai mengetik namanya. Aku cemas, tak menemukan namanya. Tak bisa kutemukan lagi di dunia maya.
Secara fisik, dia benar benar tak ada lagi. Tapi, lagi lagi bangsat, secara rasa, dia masih menguasai hatiku. Aku masih terpenjara masa lalu. Ampun, aku masih merindukanmu, ternyata.


we are the heart breaker


Aku tidak berambut panjang yang terurai seperi mayang.
Aku tidak pakai rok mini mengumbar paha pada setiap pejantan.
Aku tidak berkata manis untuk mendapat balas yang lebih manis.
Tapi aku punya ketulusan.




Dia bertekuk di ujung kaki mu karena harta, sedangkan kau berdiri diatas kepalanya karena mendamba cinta berkeringat.
Apakah karena rambutku tak terurai, paha ku tak melambai dan cintaku tak berkeringat, maka aku tak pantas di sebut wanita?
Aku wanita, aku memilih sendiri cintaku. Telah lewat masa nya kalian memilih kami.
Aku wanita, tak akan mengemis cinta hanya karena butuh naungan. Tak lagi kini.
Aku wanita, berdiri dengan kedua kakiku, serta kalian sebagai alasnya.
Ya, karena kini semua sudah berbeda bagiku.
Hei, apakah itu amarah yang ada dimatamu? Mengapa? Karena kau membaca pesanku ini?
Hei, apakah tak terbersit bahwa aku punya rasa marah yang sama dengan mu, ketika kau berlaku seperti ini?
Ya, kini kau tau rasanya bukan?
Ya karena kita berawal pada satu titik yang sama, aku adalah kau yang membuatku ada. Dan aku adalah kau yang akan membuatku tiada.
Camkan itu.




Saturday 24 July 2010

ini bukan sekedar cinta, ini belahan jiwa

Dan langkah merekapun beriringan menuruni anak tangga itu. Hanya karena memuaskan rasa penasaran, orang orang disekitar, mereka jalan beriringan.
Tapi sebenarnya siapa yang tau bahwa sebenarnya merekapun menginginkan langkah beriringan itu, tanpa mereka sadari.
Berawal dari tatapan yang beradu, tersungging senyum yang tersipu. Dunia maya itu telah menyatukan mereka.






Tapi mereka juga masih ragu, apakah itu hanya rasa sejenak yang menggebu. Atau sebaliknya, rasa yang sesungguhnya telah mereka damba sekian lama, dalam angan.
Sehingga, pilihan untuk meninggalkan apa yang telah mereka putuskan bersama dengan masing masing cintanyapun, terabaikan.
Karena mereka sama sama meyakini, “bahwa kekasih yang sekarang ini mendampingi adalah belum tentu belahan jiwa masing masing”.
Sehingga saat tatap itu beradu, ada rasa yang luar biasa. Melebihi rasa yang ia dan dia rasakan masing masing kepada orang yang pernah dan saat ini tengah mengisi hati meraka .
Entah hanya euphoria sesaat, atau untuk selamanya. Tapi tak ada yang pernah tahu.
Sama seperti tak tahu nya, bahwa kekasih dan istri atau suami mereka adalah bukan belahan jiwa mereka. Dan belahan jiwalah yang selama ini ternyata aku, kau dan dia dambakan.
Sama seperti tak tahunya bahwa, Tuhan sebenarnya telah menyiapkan belahan jiwa bagi setiap umat nya, terlepas dari kekasih,istri dan suami.
Dan itu ada padamu, yang baru aku temui beberapa menit. Tanpa tahu masa lalu dan apa yang terbentang di depanmu. Karena ini bukan sekedar cinta, karena ini adalah belahan jiwa.

Sunday 11 July 2010

bom waktu di dapur mereka


berkata dibawah bintang, di atas rumput hijau di antara semilir angin, tapi dalam mimpi.
dan mimpi itu terputus ketika lagi lagi rakyatku meledak? teroris? bukan bentuk teroris biasa.
teror dari mereka yang seharusnya mengayom rakyatku.
teror dari mereka yang seharusnya memperbaiki kehidupan rakyatku.
teror dari mereka yang meraup keuntungan dari rakyatku.
teror dari mereka yang menjadi lintah jenis baru bagi rakyatku.



kesulitah hidup rakyatku menjadi sumber bisnis bagi mereka.
tidak ada yang salah dengan tabung gas 3 kilogram itu, jika saja semua infrastruktur telah di siapkan.
tidak ada yang salah dengan tabung gas itu, jika mereka memberikan barang dengan kualitas bagus.
tidak ada yang salah juga jika pengadaan tabung dan selang yang berkualitas dan dengan tender yang jelas.

tapi tidak ada juga siapapun yang hendak aku persalahkan.
salahkan lah selalu kami yang miskin yang bodih yang tak mengerti menggunakan kompor gas?
salahkanlah kami yang tinggal diligkungan padat, sehingga bakar satu habis semua?
salahkan juga kami yang tidak mampu membeli peralatan dengan kualitas bagus?

tidak, bukan salah kami juga, kalau mereka yang seharusnya mengayomi rakyat, telah meletakkan bom waktu di masing masing dapur kami.
bom waktu yang setiap saat siap merenggut kami yang bodoh yang miskin dan yang kecil.

sementara, kau, mereka yang seharusnya mengayomi , tidak berbuat apa, selain menyalahkan dan berdebat mempermasalahkan.


kami yang miskin lebih serba salah,memakai gas takut meledak, memakai minyak tanah, lebih mahal dari nasi kami sepiring.

lebih baik kami tidur dan bermimpi saja, hidup ini lebih baik. bukan disini , disana atau entah di mana.