Sunday 11 July 2010

bom waktu di dapur mereka


berkata dibawah bintang, di atas rumput hijau di antara semilir angin, tapi dalam mimpi.
dan mimpi itu terputus ketika lagi lagi rakyatku meledak? teroris? bukan bentuk teroris biasa.
teror dari mereka yang seharusnya mengayom rakyatku.
teror dari mereka yang seharusnya memperbaiki kehidupan rakyatku.
teror dari mereka yang meraup keuntungan dari rakyatku.
teror dari mereka yang menjadi lintah jenis baru bagi rakyatku.



kesulitah hidup rakyatku menjadi sumber bisnis bagi mereka.
tidak ada yang salah dengan tabung gas 3 kilogram itu, jika saja semua infrastruktur telah di siapkan.
tidak ada yang salah dengan tabung gas itu, jika mereka memberikan barang dengan kualitas bagus.
tidak ada yang salah juga jika pengadaan tabung dan selang yang berkualitas dan dengan tender yang jelas.

tapi tidak ada juga siapapun yang hendak aku persalahkan.
salahkan lah selalu kami yang miskin yang bodih yang tak mengerti menggunakan kompor gas?
salahkanlah kami yang tinggal diligkungan padat, sehingga bakar satu habis semua?
salahkan juga kami yang tidak mampu membeli peralatan dengan kualitas bagus?

tidak, bukan salah kami juga, kalau mereka yang seharusnya mengayomi rakyat, telah meletakkan bom waktu di masing masing dapur kami.
bom waktu yang setiap saat siap merenggut kami yang bodoh yang miskin dan yang kecil.

sementara, kau, mereka yang seharusnya mengayomi , tidak berbuat apa, selain menyalahkan dan berdebat mempermasalahkan.


kami yang miskin lebih serba salah,memakai gas takut meledak, memakai minyak tanah, lebih mahal dari nasi kami sepiring.

lebih baik kami tidur dan bermimpi saja, hidup ini lebih baik. bukan disini , disana atau entah di mana.

No comments: