Wednesday 20 May 2015

Lemak Perut? No.... Makan Enak? Yesss....


Pagi ini saya terbangun dengan perut lapar, padahal tadi malam sudah makan dengan lahap. Awalnya, semalem cuma minta mama masakin sayur saja, tapi begitu sampai dirumah.... 'Jrenng jrengg'..... ada gulai tunjang... (yang padang pasti ngerti deh, daya pikat dan gaya tarik menarik ada iler dengan gulai tunjang).
Awalnya saya tetap kekeuh makan nasi sedikit dengan sayur toge dan bayam yang nikmeh itu.. plus pare tumis teri medan yang pait pait nikmeh juga... Disebelah, si Tanti duduk dengan antengnya, makan dan membawa semangkok imut si gulai tunjang. "Glek".. "Kayaknya enak banget", batin saya dalam hati kecil yang merana. Terbitlah sudah si air liur yang bikin lieur. Imanpun goyah, tangan bergetar, mata jelalatan sambil lap lap mulut. Dengan sedikit kalimat, " ehhm itu apaan ma?', kura kura dalam perahu padahal udah tau, kemakan deh tuh tunjang. Ya Allah nikmat sekali. Kenikmatan yang membuat saya terharu, dan hati kecil bersorak gembira, tapi muka berusaha tetap cool didepan Tanti yang melirik dengan penuh tanda tanya.
" Tadinya sok-sok an cuma makan sayur, tapi ujung ujungnya gulai tunjang juga", kira kira begitu terjemahan muka si Tanti sambil senyum senyum ngeledek.
Kembali ke  piring nasi saya, dalam beberapa lahap saja, si tunjangpun menghilang, masuk kedalam perut saya yang buntjit imut. ( no protesters allowed ).

Setengah jam kemudian....

Pada manusia umumnya atau bagi orang kebanyakan, perut kenyang akan diikuti dengan rasa syukur. Namun tidak demikian adanya dengan saya. Sambil meringkuk dikasur ( karena perut kenyang mata mengantuk ), rasa sesal itu perlahan lahan mulai timbul.
"Oh Tuhan inikah rasanya kenyang dan terus tidur, disaat saya tengah berusaha keras menghilangkan lemak perut yang bandelnya lebih lebih dari imenk...??".
"Nikmat sampe tenggorokan, kenyang sampe besok, resiko tanggung sendiri".. ( suara tunjang dari dalam perut ).
Okey.. Cukup dengan lemak membandel sebandel imenk..
Pertanyaan besarnya adalah, " APA CARA TERBAIK UNTUK MENGURANGI LEMAK PERUT?".
Ilham itu kemudian datang dengan tiba tiba, saat saya sedang membaca lini masa dunia percuitan.   Penyelamat itu bernama The New York Times... Berakhirlah pagi ini dengan membaca artikel itu. Kurang lebih katanya begini, lemak perut itu jahat (lebih jahat dari mantan lo!). Kebanyakan lemak perut itu terdiri dari lemak berat, yang secara fisiologi itu berbeda dengan lemak yang ada dibawah kulit pada umumnya. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa lemak mendalam ini memproduksi sinyal biokimia unik yang menyebabkan inflamasi atau peradangan diseluruh tubuh, serta menigkatkan resiko terserang beragam penyakit. Sebuah studi yang dilakukan peneliti Klinik Mayo pada tahun 2012 menyebutkan, mereka yang memiki massa indeks tubuh normal namun memiliki garis pinggang yang lebar, cenderung akan mengalami kematian dini dibandingkan dengan mereka yang dikategorikan sebagai penderita obesitas namun memiliki lingkar pinggang yang kecil. Saya langsung ngaca, ngukur ngukur lingkar pingga. Ngeri ya, hasil penelitianya, mudah-mudahan saja tidak benar. Tapi itu sih yang tertulis di artikelnya. (hiks).

Tapi jangan sedih. Jangan frustasi. Berita baiknya adalah. Lemak  ini sangat rapuh terhadap gerak atau olahraga yang dilakukan.
"Olahraga secara tidak langsung menarget lemak dalam", begitu kata om Gary R Hunter. Dia itu seorang profesor dari Universitas Alabama Birmingham. Menurut si om Gary, mengurangi asupan kalori, juga membantu mengurangi kadar lemak dalam. Tapi sesungguhnya dampak yang luar biasa lebih bagus didapatkan jika melakukan olahraga. Dalam penelitian yang dilakukan Universitas Alabama, seorang wanita pekerja yang lebih sering duduk tapi rajin olahraga, yah selama dua kali seminggu, bisa mengurangi 2 persen total lemak tubuh. Woow bingits kan?. Ga cuma itu, olah raga rutin juga bisa mengurangi 10 persen lemak dalam yang berbahaya.
Jadi intinya, mau sehat jangan males gerak. Cita cita sih langsing, tapi hobi makan terus tidur. ( gw banget ). Ibarat kata bagai punguk merindukan bulan ---> untuk diri sendiri.
Terus yah, olahraga seperti jogging dan jalan itu katanya lebih efektif ketimbang latihan angkat beban. Apalagi yang cuma latihan angkat beban kehidupan, ney..ney...big no..no..
Sebenarnya yang mau saya bilang, serajin apapun makan kalau diikuti dengan gerak dan olahraga, it's obviously not a problem. (pembenaran, kemudian tutup laptop langsung buka tudung meja makan)

***

1 comment:

Unknown said...

tulisan yg saaaaangat membuat hati riang gembiraaaa :D :D


*cuss makan :p